Technology
Bahasa Menentukan Batas Peluang Kita
Tanggal 18 – 21 Juni 2012 salah satu tim kami yang berasal dari India datang untuk melakukan meeting tengah tahunan sekaligus melakukan observasi langsung terhadap perkembangan AIS Indonesia melalui training dan kunjungan ke beberapa klien potensial kami. Nama partner kami tersebut adalah Jeff.
Beberapa rekan baru kami belum mengenal Jeff. Oleh karena itu pada permulaan pertemuan yaitu tanggal 18 Juni 2012 dilakukan acara saling mengenal satu dengan yang lain. Konsepnya menggunakan “Johari Window”, karena kami percaya terhadap prinsip tersebut yaitu jika didalam tim tidak mengenal satu expectation terhadap expectation, satu orang dengan orang lain maka tim tersebut tidaklah solid. Hal menarik terjadi di sesi ini yaitu dari seratus persen komunikasi antara Jeff dan beberapa rekan baru kami hanya lima puluh persen yang saling dipahami.
Pada hari yang sama yaitu 18 Juni 2012 di siang sampai dengan sore hari kami lakukan internal training dengan topik “telemarketing to double sales” dengan Jeff sebagai Trainernya. Training berlangsung menarik karena terjadi dua arah dan Jeff memberikan contoh-contoh yang tepat sesuai kondisi Indonesia. Tim juga mendapat banyak manfaat melalui slide dan penjelasan-penjelasan Jeff. Hal menarik juga terjadi di fase ini yaitu beberapa orang didalam tim kami memahami training ini melalui slide dan
membaca bahan tertulis namun “tertantang” kemampuan listening dan verbal communicationnya.
Beralih ke hari lain yaitu 19 Juni 2012 saat kami bekerjasama dengan PT. Tirta Investama atau Danone (produsen Aqua, Mizone dll) dalam program “Basic negotiation skills”, Jeff hadir disitu bukan sebagai trainer tetapi murni sebagai observer. Kelas berjalan efektif, sistematis, dan fun. Pada akhir training tersebut dilakukan pembagian sertifikat dan foto bersama. Bagaimana komentar Jeff akan training tersebut ? Menariknya dia hanya mengamati respon peserta yang tertawa, bertanya, berdiskusi, dan enjoy sepanjang training tidak satupun komentar tentang konten training. Artinya dia tidak menangkap secara keseluruhan training didalam bahasa Indonesia tersebut.
20 Juni 2012 satu hari setelah training dengan Danone, kami meeting dengan Carrefour. Meeting dihadiri oleh dua GM Carrefour sehingga berlangsung efektif dan comfort karena semua hal yang dibicarakan mengandung muatan-muatan point yang penting. Meeting ini menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tetapi seperti kita ketahui bersama bahwa setiap orang tidak akan kehilangan dialek aslinya dalam berbahasa termasuk kami semua peserta meeting tersebut. Seperti orang Australia berbahasa inggris namun berdialek australia, “singlish”, inggris malaysia, inggris amerika, dan british english. Ada hal menarik juga terjadi disini yaitu walaupun saling berbahasa inggris namun masih perlu terjemahan kembali karena adanya perbedaan dialek.
Dari empat peristiwa diatas kita semua dapat menyimpulkan bahwa adanya kendala bahasa dalam berkomunikasi. Kesulitan mengartikan bahasa inggris dan bahasa indonesia. Dampak langsungnya adalah terhentinya komunikasi, kesalahan menafsirkan, interpersonal menjadi terhambat, tidak terjadi transfer knowledge dan skills bahkan bagi para pebisnis akan berdampak besar yaitu “kehilangan opportunity”. Lebih luas lagi kita bisa bayangkan jika kita sama sekali tidak mampu berbahasa internasional maka kita akan “kuper” dan tidak punya peluang dalam ekonomi bisnis, budaya, pengetahuan, dan teknologi.
Menurut koran Kompas (dikutip oleh KarirQ), selain bahasa Inggris, diprediksi bahwa ada 3 bahasa lain yang harus kita kuasai supaya kita mampu mewarnai kehidupan bisnis, budaya, dan teknologi dan tidak terjajah secara psikologis. Tiga bahasa tersebut adalah Mandarin, Jepang, dan Jerman.
Sebagai seorang profesional yang hidup dilingkungan profesional dan selalu ingin maju Siapkah kita mempelajari dan menguasai bahasa-bahasa tersebut ?
Jadi kesimpulannya, “batas penguasaan bahasa menentukan batas kehidupan kita”.
Bagaimana menurut anda?
Antonius A. Marhendro , Lead Trainer-Consultant
AIS Training and Consulting<