Technology

What About Time

Aku mau sharing kisah masa lalu. Entah kisah ini seru, asyik, inspiratif, atau malah membosankan. Lihat kisah ini sebagai sebuah proses pendewasaan kehidupan.

Tahun 1997 sd 2001 aku bekerja di sebuah pabrik kertas di Jawa Timur. Pabrik itu besar dan tentunya aku bangga disana. Pabrik itu bagus, orientasi eksport. Karyawannya juga digaji lebih dari cukup. Bahkan di kota tersebut ada semacam pameo yg mengatakan "tunjukkan saja kartu karyawanmu maka bank akan hormat padamu". Hebat bukan ?

Saking asyiknya kerja disitu aku terjebak rutinitas. Kerja seadanya tiap hari, asal jujur, prestasi tidak perlu bagus amat, pasti gajian lancar dan rutin. Tiap tahun juga naik gaji.

Bayangkan saja. Bangun tidur, mandi, gak sarapan, berangkat ke pabrik, absen gak telat (telat potong gaji), briefing pagi, kerja seadanya, patuh dengan pimpinan, laporan kerja di sore hari, pulang, volley, mandi, makan malam, begadang sampai larut malam dg karambol, catur, dan kartu, pulang, tidur sebentar, dan sudah pagi lagi. Hal yg sama kulakukan hampir 4 tahunan ! Sampai akhirnya prestasi kerja stagnan, tidak meningkat, tetapi tetap dapat gaji. Aku seperti orang makan gaji buta, tidak ada kelebihan prestasi tetapi tetap digaji. Aku malu dengan diriku sendiri.

Karena sudah rutin dan tanpa effort sampai akhirnya aku terlena, manja. Ogah sedikit kerja keras. Empat tahun tanpa baca buku, tanpa pengembangan diri. Mengapa harus baca buku dan pengembangan diri ikut kursus apapun jika tanpa itu semua aku bisa naik gaji tiap tahun, tiap hari gak dimarahi atasan, kerja secukupnya, nyaman. Sampai akhirnya aku imaginer berucap kepada diriku ,"Jika aku terus seperti ini tanpa mau pengembangan diri, tanpa mau menantang diri melalui paksaan dan inovasi di bidang kerjaku, memperbaiki proses-proses kerja supaya berprestasi ! Pasti lama-lama aku akan jenuh, seperti zombie, dan hidupku bukan tambah bagus tp meruncing ke jurang kebodohan !".

Apa kemudian yg kulakukan ? Ya pasti, bertobat ! Pelan-pelan menghapus kebiasaan buruk sehari-hari iru. Aku ganti dengan kebiasaan menggunakan waktu unt mengembangkan diri, buka pikiran seluas-luasnya baca buku, buka telinga lebar-lebar dan serap kisah keberhasilan orang lainnya, buka mata sekuatnya untuk mengerjakan tugas lewat komputer dan lainnya. Sampai akhirnya kebiasaan baru menjadi permanent.

Aku terima semua kerja dari atasan atau bahkan teman yg aku tahu dia mengerjaiku (aku pura-pura tidak tahu). Jawabku selalu "siap, baik pak". Karena aku sadari itulah proses menempa diri makin maju. Jika pekerjaan itu sulit mk tidak lelah dan tidak malu aku bertanya kepada orang lebih mampu. Pelan tapi pasti prestasi kerjaku meningkat. Aku dikirim training kemanapun oleh perusahaan, dapat hadiah, dan yg paling penting aku merasa aku lebih baik dibanding diriku sebelumnya.

Buktinya ayahku berucap,"Apakah kamu tidak merasa capai, Nak. Aku aja cuma lihat kamu ke sana ke sini, kerjain apapun, sudah capai melihatnya".

Aku tidak merasa capai sama sekali. Karena senang ! Tahu apa manfaatnya menggunakan waktu dengan benar. Bukankah dikatakan berhasil bila "hidup kita hari ini lebih bagus dibanding kemarin dan besok lebih bagus dibanding hari ini". Kualitas kita adalah hasil buatan kita sendiri.

Yuk, gunakan waktu seefisien dan efektif mungkin.

Penulis : AAM